BAB 1.
VISI,MISI,TUJUAN, DAN BAHAN ISBD
A. DASAR
PEMIKIRAN
1. LANTAR
BELAKANG
Keyakinan untuk memberi
ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada mahasiswa merupakan dorongan yang
logis bagi dosen takkala memeran dirinya sebagai pengejar dan pendidik dia akan
berusaha semaksimal mungkin agar setiap ilmu pengetahuan yang dimiliki tersebut
dapat tersampaikan kepada mahasiswa dalam waktu singkat.
Tentu saja, cara paling mudah untuk menggunakan ilmu
tersebut menggunakan seluruh waktu pertemuah kelas untuk menceramahkan materi
serta meminta mahasiswa untuk menerima informasi yang disampaikan agar ilmu
pengetahuannya bertambah.
Harus diakui tampa
kehediran dosen, hasil belajar mahasiswa tidak akan maksimal, namun
upaya-upayanya inovatif untuk memberikan peran yang seimbang antara dosen dan
mahasiswa dalam proses pembelajaran harus terus diupayakan.
Inovasi ini harus
didasari kesadaran bahwa mahasiswa bukanlah makhluk kososng tanpa entry behavior yang tidak memiliki
kemampuan dan dan kecakupan apapun, akan tetapi sebagai objek berpotensi yang
mampu mengkreasi dunia lingkungannya.
Dengan cara memberikan posisi yang “seimbang” antara
aktifitas dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran akan mempu memberikan
hasil lebih, baik tambahan ilmu pengetahuan , mengikatnya sikap positif, dan
bertambahnya keterampilannya pada mahasiswa.
Untuk meningkatkan mutu
dan hasis pendidikan, mendorong UNESCO (1988) mendeklarasikan empat pilar
pembelajaran yaitu:
1. Learning
to know (pembelajaran untuk tahu)
2. Learning
to do (pembelajaran untuk berbuat)
3. Learning
to be (pemelajaran untuk membangun jati diri)
4. Learning
to live (pembelajaran untuk hidup bersama)
2. DASAR
YURIDIS
dalam
undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 40 ayat
1 butir dikemukakan bahwa:
“pendidikan
dan tenaga pendidikan berhak memperoleh kesempatan menggunakan sarana,
prasarana, dan pasilitas pendidikan untuk menunjukan kelancaran pelaksanaan
tugas”.pasal ini memberi peluang kepada dosen untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui dukungan sarana, prasarana dan pasilitas yang memadai.
pasal
40 ayat 2 butir A menyatakan bahwa pendidikan berkewajiban “menciptakan suasana
yang bermakna,menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis”.
keputusan
drijen dikti depdiknas Ri no.30 tahun 2002 pasal satu yang menyatakan bahwa:
Sebagai
berikut:
a) Memberikan
pengetahuan dan wawasan tentang keragaman, kesetaraan dan artabat manusia
sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat.
b) Memberi
dasar-dasar nilai estetika,etika,moral,hukum dan budaya sebagai landasan untuk
menghormati dan menghargai antara sesama manusia sehingga akan terwujud
masyarakat yang tertib, teratur,dan sejahtera
c) Memberi
dasar-dasar ntuk memahami masalah sosial dan budaya serta mampu bersikap kritis
, analitis dan responsip untuk memecahkan masalah tersebut secara arif
dimasyarakat.
Berdasarkan
visi dan misi ISBD , maka tujuan ISBD dikembangkan sebagai berikut:
a) Mengembangkan
kesadaran mahasiswa untuk menguasai pengetahuan tentang keragaman dan
kesetaraan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan
bermasyarakat.
b) Mengembangkan
kesadaran mahasiswa/menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif pada mahasiswa
dalam memahami dan memecahkan masalah sosial budaya dengan landasan nilai
estetika, etika, moral dan hukum dalam kehidupan bermasyarakat
c) Memberikan
landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada maha siswa
sebagai bekal hidup masyarakat, selaku, individu, dan makhluk sosial yang
beradap dalam mempraktikan pengetahuan akademis dan keahliannya.
Makna
esensial yang melekat dalam kehidupan masyarakat dan budaya manusia meliputi
enam pola, yaitu simbolis, empiris, sinoetik,etik, dan sinoptik.
§ Makna
simbolis meliputi bahasa, matematika, termaksud juga isyarat-isyarat,
upacara-upacara , tanda-tanda kebesaran, dan sebangsanya.
§ Makna
empiris mencangkup ilmu kealaman, dan hayati, dan kemanusiaan mekna empiris ini
mengembangkan kemampuan, teorartis, konseptual, analitis generalisasi
berdasarkan fakta-fakta, dan kenyataan yang bisa diamati.
§ Makna
estetik melipti berbagai seni musik, karya seni, kesenian, sastra, dan
lain-lain. Kedalam kawasan dan makna estetik ini, termaksuk halhal yang
berkenaan dengan keindahan dan kehalusan keunikan menurut persepsi subjektif
berjiwa seni.
§ Makna
sinoetik berkenaan dengan perasaan kesan, penghayatan dan kesadaran yang
mendalam, makna ini mencangkup empati, simpati, dan sebangsanya.
§ Makna
etik berkenaan dengan aspek-aspek moral, akhlak , prilaku yang luhur tanggung
jawab dan sebangsanya.
§ Makna
sipnoptik berkenaan dengan pengertian-pengertian yang terpadu dan mendalam
seperti agama, filsafat, dan pengetahuaan sejarah yang menurut naler masa
lampau, dan hal-hal bernuansa sepritual.
ISBD
dimaksudkan mempelajari bahan-bahan yang sifatnya tabu, tertutup (closed areas)
atau controvelsial Issuas yang timbul dalam bidang ekonomi, politik, sejarah,
hukum, moral dan lain-lain, dengan bahan seperti ini diharapkan mahasiswa:
a) Dapat
mempelajari masalah sosial dan budaya yang perlu dipecahkan;
b) Iklim
kelas mencerminkan kehidupan demokratis,
c) Melatih
berbeda pendapat;dan
d) Bahan
tabu dekat kegunaannya dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat.
Berdasarkan
uraian diatas, maka bahan ISBD harus lebih
banyak memperhatikan:
a)
Kebutuhan dan minat mahasiswa;
b)
Masalah-masalah sosial dan budaya;
c)
Keterampilan berfikir, khususnya
keterampilan menyelidiki;
d)
Pemeliharaan dan pemenfaatan lingkungan
alami;
e)
Kegiatan dasar mahasiswa yang
dicantumkan dalam program studi;
f)
Organisasi kurikulum yang bervariasi
(struktual, fungsional, dan interfield);
g)
Pendekatan kelas menjadi ide demokrasi,
invrovisasi, dan apresiasi
h)
Iklim kelas menjadi demokrasi,
invervisasi dan apresiasi,
i)
Evaluasi bukan hanya menyangkut
kognitif, afektif, dan psikomotorik, tetapi juga evaluasi proses;
j)
Bahan bukan hanya diperkaya oleh
ilmu-ilmu sosial dan budaya, tetapi juga agama, serta sains dan teknologi.
C PENTINGNYA PENDEKATAN INTERDISIPLINER DALA
ISBD
Pentingnya
pendekatan interdispliner ini diharapkan agar maha siswa dapat melihat masalah
sosial dan budaya secara lebih luas dan koprehensif, sehingga mereka dikemudian
hari dapat berperan serta memecahkan masalah-masalah sosial.
Penggunaan pendekatan multidisplin
dalam proses pembelajaran ISBD bisa
menggunakan pendekatan struktual , yaitu beberapa disiplin ilmu sosial atau
disiplin ilmu budaya digunakan sebagai alat untuk mengkaji masalah,
Selanjutnya ,
dapat juga menggunakan pendekatan fungsional, yaitu pembelajaran yang bertitik
tolak dari masalah yang terdapat dalam masyarakat atau lingkungan mahasiswa
atau masalah sosial-budaya dimana mahasiswa terlibat langsung.
D. BEBERAPA
ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN ISBD
Bila pendekatan
multidisplin atau interdisplin digunakan dalam isbd maka metode harus digunakan
secara bervariasi/ atau tidak bisa lagi mendominasi aktivitas perkuliahan.
Multi metode harus digunakan secara bervariasi, sesuai dengan kebutuhan
interaksi kelas.
Jhon Dewey dalam bukunya How We Think (1910),
mengemukakan langkah pemecahan pemecahan masalah sebagai berikut:
a)
Feeling of Peplexy.
b)
The Definition Of The Problem;
c)
Sugesting and Testing Hypotheses;
d)
Development of the best solution by
reasoning; and
e)
Testing of the conlution followed by
reason necasary,
Kalau
disederhanakan dengang langkah kaitan ilmiah yaitu:
a) Merasakan
adanya masalah
b) Merumuskan
masalah;
c) Menepatkan
hipotesis atau membuat pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk menyelesaikan
masalah;
d) Menetapkan
sumber data yang akan dijadikan objek penelitian;
e) Membuat
instrument untuk melakukan penelitian;
f) Melakukan
pengumpulan data;
g) Melakukan
klafisikasi dan analisis data;
h) Menguji
hipotesis atau pembahasan hasil penelitian;
i)
Rekomendasi
E. PROSES
PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO
1.
PENGERTIAN
Istilah
portofolio yang paling sering dikenal terdapat dilapangan pemerintahan, dalam
konteks pendidikan pengertian prtofolio menuruy D.Budimansyah (2002:1-2)bisa
diartikan sebagai “wujud benda fisik” yaitu bendel, adalah sekumpulan atau
dekumentasi hasil pekerjaan peserta didik seperti bundelan hasil pre-test ,
tugas, post-test, dll.
2.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah-langkah
pembelajaran berbasis portofolio (D. Budimansyah, 2002) meliputi kegiatan
sebagai berikut
a)
Mengidentifikasai masalah
b)
Memilih masalah untuk kajian kelas
c)
Mengumpul informasai tentang masalah
yang akan dikaji oleh kelas
d)
Mengembangkan portofolio kelas
e)
Penyajian portofolio (show-case)
f)
Kriteria penilaian prtofolio
E.
catatan untuk menilai mahasiswa, sebaiknya selain kriteria diatas, juga harus
diperhatikan keterlibatan dan aktivitas mahasiswa dalam melaksanakan tugas
tersebut sejak awal sampai akhir
BAB II
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. PENGERTIAN
BUDAYA
Budaya adalah bentuk jamak dari kata
“budi” dan “daya” yang bearti cinta,karsa,dan rasa. Kata budaya sebenarnya
berasal dari sanskerta, budhaya,yaitu bentuk jamak kata kata buddhi yang
berarti budi atau akal.
Kemudian pengertan ini berkembang dalam
arti kultural, yaitu sebagai segala daiya dan aktivitas manusia untuk mengolah
dan memgubah alam.
Pengertian budaya atau kebudayaan
menurut para ahli:
1.
E.B TYLOR (1832-1917)
Budaya adalah suatu keseluruhan konplek yang meliputi pengetahauan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum adat istiadat dan kemampuan lain.
2.
R. Linton (1893 – 1953)
kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari.
3.
Koentjaraningrat (1923
– 1999) kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik manusia dengan
belajar.
4.
Selo Soermardjan (1915
– 2003) dan Soelaman Soemardi kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan
cinta masyarakat.
5.
Herkovits (1985 – 19630
kebudayaan adlah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
B.
PERWUJUDAN
KEBUDAYAAN
Dimana
wujud kebudayaan adalah sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktifitas manusia
yang berpola.
Koentjaraningrat
mengemukakan bahwa kebudayaan itu
dibagi atau digolongkan dalam tiga
wujud, yaitu:
1.
Wujud sebagai suatu kompleks
dari ide – ide gagasan, nilai – nilai, norma – norama daaturan.
2.
Wujud kebudayaan
sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat.
3.
Wujud kebudayaan
sebagai benda – benda hasil karya manusia.
C.
SUBTANSI
(ISI UTAMA BUDAYA)
Subtansi
(isi) utama budaya merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan
manusia yang bermunculan didalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat
itu sendiri.
Baik
dalam pandangan hidup, bentuk maupun sistem pengetahuan, nilai, kepercayaan,
persepsi, dan etos kebudayaan.
1.
Sistem pengetahuan
Sistem
pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial merupakan suatu
akumulasi dari perjalan hidup nya dalam hal berusaha memahami:
a.
Alam sekitar
b.
Alam flora didaerah
tempat tinggal
c.
Alam fauna didaerah
tempat tinggal
d.
Zat – zat bahan mentah,
dan benda – benda dalam lingkungan
e.
Tubuh manusia
f.
Sifat – sifat tingkah
laku sesama manusia
g.
Ruang dan waktu
2.
Nilai
Nilai
adalah suatu yang baik selalu diinginkan, dicita – citakan dan dianggap penting
oleh seluruh manusia anggota masyarakat.
Oleh
karena itu, sesuatu dikatakan memiliki nilai, apabila berguna dan berharga
-
Nilai kebenaran
-
Indah, nilai estetika
-
Baik, nilai moral atau
etis
-
Religius, nilai agama
3.
Pandangan hidup
Pandangan
hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam menjawab atau
mengatasi berbagai masalah yang dihaadapinya.
Oleh
karena itu, pandangan hidup merupakan nilai – nilai yang hidup oleh suatu
masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh individu, kelompok atau bangsa.
4.
Kepercayaan
Kepercayaan
mengandung arti lebih luas dari pada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yanag
Maha Esa.
Pada
dasarnya, manusia memiliki naluri untuk mengembangkan diri kepada yang maha
tinggi, yaitu dimensi lain diluar diri dan lingkungan yang dianggap mampu untuk
mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi ketidak
mampuan manusia dalam menghadapi tantangan – tantangan hidup.
5.
Persepsi
Persepsi
atau sudat pandang ialah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari
seperangkat kata – kata yang digunakan untuk
memahami kejadian atau gejala dalam hidup.
Persepsi
terdiri atas:
a. Persepsi
sensoris, yaitu persepsi yang terjadi tanpa menggunakan salah satu indra
manusia.
b. Persepsi
telepati yaitu kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu lain.
c. Persepsi
claiervoyance yaitu kemampuan melihat peristiwa atau kejadian ditempat lain,
jauh dari tempat orang yang bersangkutan.
6.
Etos kebudayaan
Etos
atau jiwa kebudayaan (dalam antropologi) berasal dari bahasa ingris, berarti
watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran –
kegemaran warga masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil karya mereka,
dilihat oleh orang asing. Contohnya, kebudayaan batak, sopan, tegas, konsekuen,
dan berbicara apa adanya. Sebalinya kebudayaan jawa dilihat oleh orang batak
memancarkan keselarasan, kesuraman, ketenangan yang berlebihan, lambat tingka
laku yang sukar ditebak, gagasan yang berbelit – belit, veodal, serta
diskriminasi terhadap tingkah laku sosial.
D.
SIFAT
– SIFAT BUDAYA
Sifat
hakiki dari kebudayaan tersebut sebagai berikut:
1.
Budaya terwujud dan
tersalurkan dari perilaku manusia.
2.
Kebudayaan telah ada
terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan habis
dengan waktunya/ mati dengan habisnya usia dari generasi yang bersangkutan.
3.
Budaya diperlukan oleh
manusia dan wujudkan dalam tingkah lakunya
4.
tindakan – tindakan
yang diterima dan ditolak, tindakan – tindakan yang dilarang, dan tindakan –
tindakan
E.
SISTEM
BUDAYA
Sistem
budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri
atas fikiran-fikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan dengan demikian sistem
kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih
lazim disebut adat istiadat.yang terdapat juga sistem norma disitulah fungsi
sistem budaya menata serta menatapkan tindkan-tindakan dan tingkah laku
manusia.
Jenis
kebudayaan ini dapat dikelompokan sebagai beriku:
1. Kebudayaan
meterial
Kebudayaan
material antara lain hasil cipta, karsa, yang berwijud benda, barang alat
pengolahann alam, seperti gedung, pabrik, jalan dan rumah.
2. Kebudayaan
material
Merupakan
hasil cipta dan karsa yang berwujud kebiasaan, adat istiadat ilmu pengetahuan
dan sebagainya. Kebudayaan non material sebagai berikut:
·
Volkway (norma
kelaziman)
·
Mores (norma
kesusilaan)
·
Norma hukum.
·
Mode (pashion).
Kebudayaan
dapat dilihat dari dimensi wujudnya sebagai berikut:
1. Sistem
budaya adalah kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, peraturan, dan
sebagainya.
2. Sistem
sosial , merupakan kompleks dari aktifitas serta berpola dari manusia dalam
organisasi dan masyarakat.
3. Sistem
kebendaan merupakan wujud kebudayaan fisik atau alat-alat yang diciptakan
manusia untuk kemudahan hidupnya.
F.
MANUSIA
SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA KEBUDAYAAN
Tercipta
Atau Terwujudnya Suatu Kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi antara manusia
dengan segala isi alamraya ini.
Manusia
memiliki kemampuan daya antara lain akal, inteligensia, dan institusi: perasaan
emosi; kemauan; fantasi; dan perilaku.
Hasil
karya manusia menimbulkan tegnologi yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya.
Sehingga
kebudayaan memiliki peran sebagai berikut:
1. Suatu
hubungan pedoman antara manusia atau kelompoknya
2. Wadah
untuk menyalurkan perasan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai
pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4. Pembeda
manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk
tentang bagaiman manusia harus bertindak dan berperilaku didalam pergaulan.
6. Pengaturan
bagaimana manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat,
menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain
7. Sebagai
modal dasar pembanguna.
G. PENGARUH
BUDAYA TERHADAP LINGKUNGAN
Beberapa
variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan sebagai
berikut:
1. Physical
ensvironmont menunjukan pada lingkungan natural seperti: temperatur, curah
hujan, iklim, wilayah geografis, flora dan fauna.
2. cultural
social environmen, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisasi
seperti, norma-norma, adat istiadat, dan
nilai-nilai.
3. Environmen
orientation and representation, mengacu pada persepsi dan kepercayaan kognitif
yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai lingkungannya.
4. Environmental
behavior and process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan
dalam hubungan sosial.
5. Out
carries prodict, meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah,
komunitas,kota beserta usaha manusia dalam memodifikasi lingkungan fisik
seperti budaya pertanian, dan iklim.
H.
PROSES
DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN
Perkembangan
kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seorang bersifat kompleks dan memiliki
eksistensis dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial.
Hal yang terpenting dalam proses
pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap
prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan.
I.
PROBLEMATIKA
KABUDAYAAN
Beberapa
poblem matika antara lain:
1. Hambatan
budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
2. Hambata
budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandangan hambatan
budaya yang berkaitan dengan perbedaan/.
3. Hambatan
budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
4. Masyarakat
yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
5. Sikap
tradisionalisme,yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru
6. sikap etnosentrisme, sikap yang mengagumkan
budaya suku bangsanay sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
7. Perkembangan
IPTEK sebagai hasil dari kebudayaannya sering kali disalah gunakan oleh
manusia, sebagai contoh nukril dan bom dibuat justru untuk menghancurkan
manusia bukan untuk melestarikan suati generasi.
J.
PERUBAHAN
KEBUDAYAAN
Ada
lima faktor yang menjadi penyebab perubahan kebudayaan, yaitu:
1. Perubahan
lingkungan alam
2. Perubahan
yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain.
3. Perubahaan
karena adanya penemuan (discovery)
4. Perubahan
yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa eleman
beberapa elemen kebudayaan meterial yang telah dikembangkan oleh bangsa lain
ditempat lain.
5. Perubahan
yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsi
suatu pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karena perubahan dalam pandangan
hidup dan konsepsinya tentang realitas.
BAB III
MANUSIA
DAN PERADABAN
A. PENGERTIAN
PERADABAN
Bleren
De Honn (1822-1895). Mempertentangkan pengertian budaya dan peradaban sebagai
berikut. Peradaban adalah bidang kehidupan sosial, politik,ekonomi,dan teknik
jadi peradaban adalah bidang kehidupan untuk kegunaan yang praktis, sederhana
sedangkan kebudayaan ialah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah lebih
murni yang berada diatas tujuan yang praktis hubungan kemasyarakatan.
Peradaban adalah merupakan tahapan
tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan
tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
telah maju.
B. HAKIKAT
HIDUP MANUSIA
Manusia
dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, sebagai:
1. Makhluk
Tuhan
2. Makhluk
Individu
3. Makhluk
sosial-budaya
Kebudayaan
itu dapat diterima dengan tiga bentuk sebagai berikut:
1. Melalui
pengalaman hidup saat menghadapi lingkungan
2. Melalui
pengalaman hidup sebagai makhluk sosial
3. Melalui
komunikasi simbolis (benda,tubuh,gerak tubuh, pristiwa dan lain-lain yang
sejenis).
C. PERADABAN
DAN PERUBAHAN SOSIAL
1. PENGERTIAN
DAN CAKUPAN PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan
sosial merupakan gejala yang melekat disetiap masyarakat. Perubahan sosial
sebagai”perubahan struktur sosial, pola prilaku, dan intraksi sosial.
Contoh
perubahan sosial adalah contoh perubahan peranan seorang istri dalam keluarga
moderen. Perubahan kebudayaan adalah penemuan seperti, radio,televisi dan
komputer yang dapat memengaruhi lembaga-lembaga sosial.
Perubahan
sosial, yaitu perubahan yang trjadi dalam masyarakan atau dalam hubungan
interaksi, yang meliputi berbagai aspek kehidupan.
-
cara yang paling sederhana untuk
memahami terjadinya perubahan sosial dan budaya adalah membuat rekapitulasi
dari semua yang terjadi dalam masyarakat sebelumnya.
2. TEORI
DAN BENTUK PERUBAHAN SOSIAL
a. teori
sebab akibat (causation problem)
beberapa
faktor untuk dikemukakan para ahli untuk menerangkan sebab-sebab perubahan
sosial yang terjadi, beberapa pendekatan sebagai berikut:
1.
Analisis dlalektis
Analisis
perubahan sosial yang manalah syarat-syarat dan keadaan yang mengakibatkan
terjadinya perubahan dalam suatu sistem masyarakat.
2.
teori tunggal mengenai perubahan sosial
Teori
tunggal menerangkan sebab-sebab perubahan sosial, atau pola kebudayaan dengan
menunjukan kepada suatu paktor penyebab.
b.
teori proses atau arah perubahan sosial
kebanyakan
teori-teri mengenai arah perubahan sosial mempunyai kecenderungan yang bersifat
kumulatif atau evolusioner.
D. TEORI-TEORI
MENGENAI PEMBANGUNAN ,KETERBELAKANGAN DAN KETERGANGTUNGAN
1. TEORI
DEPENDESI (KETERGANTUNGAN)
Teori
perubahan sosial menurut Moore (1974) sebagai beriku:
a) Evolusi rektilinier yang sangat sederhana.
b) Evolusi
i melalui tahap-tahap
c) Evolusi
yang terjadi ydengan tahap kelanjutan yang tidak serasi
d) Evolusi
bercabang yang mewujudkan perubahan
e) Evolusoi
menurut siklus-siklus tertentu dengan kemunduran jangka pendek
f) Siklis-siklus
yang tidak mempunyai kecenderungan
g) Pertemuan
logistik terbalik yang digambar oleh populasi.
h) Pertumbuhan
logistik terbalik yang tergambar dan angka motivasi
i)
Pertumbuhan
ekponarisial yang tergambar melalui tanda-tanda
j)
Primitivisme
Bentuk bentuk perubahan sosial menurut soarjono
soekamto (1986), sebagai berikut:
1.
Perubahan yang terjadi
secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat
a) Perubahan
secaara lambat disebut evolusi, pada evolusi perubahan yang terjadi dengan
sendirinya, tampa suatu rencana atau suatu kehendak tertentu.
b) Perubahan
secara cepat disebut revolusi
Dalam
revolusi, perubahan yang terjadi sirencanakan lebih dahulu maupun tampa
rencana.
BAB
IV
MANUSIA
SEBAGAI INDIVIDU DAN
MAKHLUK
SOSIAL
A. INDIVDU
DAN MASYARAKAT
1. Manusia
sebagai makhluk individu
Manusia
sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsur raya dan jiwa. Seseorang dikatakan makhluk individu mana kala
usur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak
menyatu lagi, maka seseorang tidak disebut lagi sebagai individu.
Dalam
diri individu ada unsur jasmani da rohaninya atau ada unsur raga dan jiwanya.
Individu adalah manusia yang memiiki kesatuan
yang terbatas, yaitu sebagai manusia “perseorangan” atau “orang seorang” yang
memiliki keunikan, setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri ,
tidak mnusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia,ternyata
masing-masing memiliki keunikan tersendiri sekalipun orang itu terlahir secara
kembar, mereka tidak ada memiliki ciri fisik dan psikis yang persis sama.
Seorang individu adalah perpaduan antara
faktor genotipe dan fenotipe. Faktor
genotipe adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir,ia merupakan faktor
keturunan , dibawa individu sejak lahir.
Secara
fisik seseorang memiliki kemiripan atau kesamaan ciri dari orang tuanya ,
kemiripan atau kesamaan itu mungkin saja terjadi pada keseluruhan penampilan fisiknya.
Lingkungan
sosial, merujuk pada lingkungan dimana seseorang individu melakukan interaksi
sosial, kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman,
dan kelompok sosial lain yang lebih besar.
Setiap orang memiliki kepribadian yang
membedakan dirinya dengan yang lain. Kepribadiaan seseorang itu dipengaruhi
faktor bawaan (genotipe) dan faktor lingkungan (fonotipe) yang saling
berinteraksi terus menerus.
2. Manusia
sebagai makhluk sosial
Selama
manusia hidup ia tidak akan lepas dari pengaruh masyarakat, dirumah, disekolah,
dan dilingkungan yang lebih besar manusia tidak lepas dari orang lain , oleh
karena itu manusia dikatakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang didalam
hidupnya tidak bisa lepas dari pengaruh manusia lain.
Manusia
dikatakan makhluk sosial, juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk
hubungan (interaksi)dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need)untuk
hidup berkelompok dengan orang lain, sering kali didasari atas kesamaan ciri
atau kepentingannya masing-masing. Misalnya : orang kaya cenderung berteman
lagi dengan orang kaya. Orang yang yang berprofesi sebagai artis, cenderung
untuk mencari teman sesama artis.
Sosialisasi merupakan suatu proses
yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kata inilah segala paktor
berbicaralah mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi setelah masa kanak-kanak
(socialization after chilid need) pendidikan sepanjang hidup atau pendidikan
kesinambungan.
Dalam mendefinisikan sosialisasi primer
sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, melalui mana
iya menjadi anggota masyarakat .
Sosialisasi skunder mereka
definisikan sebagai roses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah
disosialisasikan kedalam sektor baru dari dunia objektif masyarakat.
Sosialisasi primer menyangkut tahap-tahap
belajar yang ditentukan secara sosial, sifat sosialisasi primer juga dipengaruh
oleh berbagai persyaratan dalam pengalihan cadangan pengetahuan.
Dapat
disimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa
alasan , sebagai berikut:
1) Manusia
tunduk pada aturan , norma sosial.
2) Prilaku
manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
3) Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4) Potensi
manusia akan berkembang bila ia hidup ditengah-tengah manusia.
3. Manusia
sebagai makhluk yang berhubungan dengan lingkungan hidup
Berkenan
hubungan antara manusia dengan alam, maka paling tidak ada tiga paham, yaitu:
1) Paham
determinasi;
2) Paham
posibilisme
3) Paham
optimisme teknologi
Determinisme
alam merupakan manusia sebagai makhluk yang tunduk pada alam-alam sebagai
faktor yang menentu.
Kemajuan dan
penerapan allam bagi kepentingan pembangunan yang menjadi penopang
kesejahteraan umat manusia, atas dasar hal tersebut telah muncul moto “ teknologi
merupakan tulang punggung pembangunan”
Optimisme teknologi, jika tidak diwaspadai,
dapat menghasilkan orang-orang yang ateis.
Dalam kasus-kasus tertentu, dalam menciptakan
suasana yang adil, terutama memperhatikan kedudukan , fungsi, dan peranan yang
demikian, maka keluarga merupakan lembaga yang sangat bermakna dalam
menciptakan serta membina individu menjadi makhluk sosial.
B. PENGERTIAN
MASYARAKAT DAN CIRI-CIRINYA
Dalam kehidupan
sehari-hari istilah atau kata “masyarakat” sering muncul, seperti dalam contoh
berikut:
a) Masyarakat
sudah banyak berkorban untuk kepentingan PEMILU, sedangkan para DPR bertengkar
memperebutkan kedudukan
b) Rakyat
sudah banyak bekorban untuk kepentingan PEMILU sedangkan anggota DPR malah
bertengkar memperebutkan kedudukannya.
Penggunaan kata
“masyarakat” seringkali tercampur adukan dalam kehidupan sehari-hari. Yang
sering kali kita seharusnya menggunakan kata rakyat harus di campur adukan
dengan “masyarakat”.
Jadi ciri-ciri
atau unsur masyarakat sebagai berikut:
1) Kumpulan
orang
2) Sudah
terbentuk dengan lama.
3) Sudah
memiliki sistem sosial atau struktur sosial tersendiri.
4) Memiliki
kepercayaan sikap, prilaku yang dimiliki bersama.
Unsur
masyarakat berdasarkan definisi ini, sebagai berikut :
1) Kolektivitas
interaksi manusia yang teroganisasi.
2) Kenyataannya
terarah pada sejumlah tujuan yang sama.
3) Memiliki
kecenderungan untuk memiliki keyakinan, sikap dan bentuk tindakan yang sama.
Pada
konsep ini, masyarakat lebih di cirikan oleh interaksi, kegiatan, tujuan,
keyakinan, dan tindakan sejumlah manusia yang sedikit banyak berkecenderungan
sama.
Unsur-unsur
atau ciri masyarakat menurut konsep harton dan hun sebagai berikut:
1) Kelompok
manusia
2) Sedikit
banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal.
3) Menepati
suatu kawasn
4) Memiliki
kebudayaan
5) Memiliki
hubungan dakam kelompok yang bersangkutan
Dengan
demikian , karakteristik dari masyarakat itu terutama terletak pada kelompok
manusia yang bebas dan bersifat kekal, menepati kawasan tertentu, memiliki
kebudayaan serta terjalin dalam suatu hubungan diantara anggota-anggotanya.
Salah
satu unsur masyarakat lainnya yang melekat, yaitu adanya kebudayaan yang
dihasilkan oleh masyarakat tersebut.
Pengertian kabudayaan disini, meliputi
tradisi, nilai-nilai, norma-norma,upacara-upacara tertentu, dan lain-lain
merupakan melekat pada interaksi sosial warga masyarakat yang bersangkutan.
pengikut serta melekat pada interaksi sosial warga masyarakat yang
bersangkutan.
Masyarakat
adalah kumpulan orang yang didalamnya hidup bersama dalam waktu yang cukup
lama. Dari sekian unsur masyarakat yang dikemukakan para ahli atas, maka dapat
disimpulkan masyarakat sebagai berikut:
1) Kumpulan
orang
2) Sudah
terbentuk dengan lama
3) Sudah
memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri.
4) Memiliki
kepercayaan (nilai), sikap, dan prilaku yang dimilikin bersama
5) Adanya
kesinambungan dan pertahanan diri
6) Memiliki
kebudayaan.
1. PENGERTIAN
MASYARAKAT SETEMPAT (KOMUNITY) ATAU KOMUNITAS DAN CIRI-CIRINYA
Masyarakat setempat (comunity)adalah
suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial
yang tertentu.
Dasar-dasar dari masyarakat setempat
adalah lokalitas dan perasaan ,masyarakat setempat.
ü Unsur-unsur
pertama dari komunitas adalah adanya wilayah atau lokalitas suatu komunikasi
pasti mempunyai lokalitas atau tempat tinggal tertent.
ü Unsur-unsur
kedua dari komunitas adalah perasaan saling ketergantungan atau saling
membutuhkan, perasaan anggota masyarakat dengan anggota lain didasari adanya
persamaan tempat tinggal.
Setiap comunity sentiment memiliki unsur
sebagai berikut:
1) Separasan;
2) Sepenanggungan;dan
3) Saling
memerlukan.
§ Unsur
seperasaan muncul karena anggota komunitas memesisikan dirnya sebagian “kami”
ketimbang dengan “saya”. Umpamanya
“tujuan kami” kelompok kami”, atau “perasaan kami”
§ Unsur
saling memerlukan muncul karena setiap anggota dari komunitas tidak bisa
memenuhi kebutuhannya tampa bantuan anggota lainnya. Ada saling ketergantungan
untuk saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologisnya.
§ Unsur
sepenanggungan muncul karena setiap anggota masyarakat setempat sadar akan
perannya dalam kelompok. Setiap anggotanya menjalankan perannya sesuai dengan
posisi kedudukannya masing-masing.
Pengertian masyarakat (socitey)jelas
berbeda dengan pengertian masyarakat setempat (community) atau komunitas.
Pengertian masyarakat setempat (socitey)
bersifat lebih umum dan lebih luas, sedangkan pengertian masyarakat setempat
(community) lebih terbatas dan dibatasi oleh areal kawasannya, serta sejumlah
warganya.
BAB V
MANUSIA DAN PERADAPAN
A. HAKIKAT
NILAI MORAL DAN PERADABAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
1.
NILAI DAN MORAL SEBAGAI MATERI
PENDIDIKAN
Ada beberapa bidang
filsafat yang berhubungan dengan cara manusia mencari hakikat sesuatu, salah
satunya dengan cara: Aksiologi
Bidang ini disebut
filsafat nilai, bidang memiliki dua kajian utama yaitu: 1). Estetika; dan 2).
Etika. Estetika berhubungan dengan keindahan, sedangkan etika berhubungan
dengan kajian baik buruk dan benar salah.
Begitu kompleksnya
persoalan aksiologi (nilai), maka pembahasan makalah ini difokuskan hanya pada
kawasan etika. Namun tarm atika pun memiliki makna yang berfariasi. Bartans
(2001, Hal.6) menyebutkan ada tiga jenis maka etika:
Pertama, kata
etika bisa dipakai dalam arti nilai – nilai dan norma – norma yang menjadi pegangan bagi sesorang
atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Kedua, etika
berarti juga kumpulan asas atau nilai moral, yang dimaksud disini adalah kode
etik.
Ketiga, etika
mempunyai arti lagi ilmu tentang uang baik dan yang buruk. Etika disini artinya
sama dengan filsafat moral.
Ketika ketiga
pengertian etika diatas dikembangkan dalam dunia pendidikan kecendrungan dan
orientasi terhadap persoalan itu akan melibatkan problematika metodologis.
2.
NILAI MORAL DAIANTARA PANDANGAN OBJEKTIF
DAN SUBJEKTIF MANUSIA
Manusia sebagai makhluk
yang bernilai akan memakai nilai dalam dua konteks, pertama pandangan akan
memandang nilai sebagai suatu yang objektif, apabila dia memandang nilai itu
ada meskipun tanpa ada yang menilainya, bahkan memandang nilai telah ada
sebelum adanya manusia sebagao penilaian.
Nilai itu objektif atau
subjektif bisa dilihat dari dua kategori sebagai berikut:
Apakah nilai itu
objektif atau subjektif ?
3.
NILAI DIANTARA KUALITAS PRIMER DAN
KUALITAS SEKUNDER
Kualitas adalah sebuah
sifat, kualitas menentukan tinggi rendahnya derat suatu, kualitaspun menentukan
berharga tidaknya suatu objek.
Menurut Frondizi (Zool,
hlm. 7- 10) kulitas dibagi dua sebagai berikut:
1.
Kualitas
primer, yaitu kualitas dasar yang tanpa itu objek tidak dapat menjadi ada,
seperti panjang dam beratnya batu sudah
ada sebelum batu itu dipahat (menjadi patung, misalnya).
2.
Kualitas
sekunder, yaitu kualitas yang dapat ditangkap oleh panca indra, sperti warna,
rasa dan bau.
4. METODE MENEMUKAN DAN HERARKI NILAI
DALAM PENDIDIKAN
Menilai berarti menimbang,
yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, yang
selanjutnya diambil suatu keputusan. Oleh karena itu, nilai itu memiliki
prioritas dan hierarki, yaitu:
1.
Nilai
menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai (prioritas)
seperti baik dan buruk, keindahan dan kejelekan.
2.
Nilai
tersusun secara hierarkis, yaitu urutan pentingnya.
Menurut Max Scheller
dalam Kaalan, (2002, hlm. 175) menyebutkan hierarki tersebut terdiri dari:
1.
Nilai
kenikmatan, yaitu nilai yang mengenakan atau tidak mengenakan yang berkaitan
dengan indra manusia yang menyebabkan manusia senang atau menderita.
2.
Nilai
kehidupan, yaitu nilai yang penting bagi kehidupan.
3.
Nilai
kejiwaan, yaitu nilai yang tidak tergantung baik pada keadaan jasmani maupun
lingkungan.
4.
Nilai
kerohanian, yaitu moralitas nilai yang suci dan tidak suci.
Diindonesia (khususnya
pada dekader penataran P4) hierarki nilai dibagi tiga (Kaalan, 2002, hlm 178),
sebagai berikut:
1.
Nilai
dasar (dalam bahasa ilmiahnya disebut dasar ontologis) yaitu merupakan hakikat,
esensi, intisari, atau makna yang terdalam dari nilai – nilai tersebut.
2.
Nilai
– nilai instrumental merupakan suatu pedoman yang dapat diukur atau diarahkan.
Instrumental itu merupakan, kebijaksanaan atau strategi yang bersumber pada
niai dasar.
3.
Nilai
praktis, pada hakikatnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai
instrumental dalam suatu kehidupan nyata. Sehingga nilai praktis ini merupakan
perwujudan dan nilai instrumental nilai dasar, nilai instrumenal, dan nilai
praktis itu merupakan suatu sistem dalam perwujudannya tidak boleh menyimpang
dari sistem itu.
5. PENGERTIAN NILAI
Hubungan antara setiap
pengertian itu dengan pendidikan dibawah ini akan dikemukakan beberapa definisi
yang diharapkan sebagai sudut pandang:
1.
Menurut
Cheng (1955) nilai merupakan suatu yang potensial, dalam arti terdapatnya
hubungan yang harmonis dan kreatif sehingga berfungsi untuk menyempurnakan
manusia, sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang seharusnya
dimiliki.
2.
Menurut Lasyo (1999) nilai bagi manusia merupakan
landasan atau motifasi dalam segala tingkah laku atau perbuatan.
3.
Menurut
Dradji Darmodiharjo (1986, hlm 36) nilai adalah yang berguna kehidupan manusia
jasmani dan rohani.
Upaya mereduksi nilai
dengan kondisi psikologis terjadi apabila nilai dihubungkan dengan hal – hal
sebagai berikut:
1.
Sesuatu
yang menyenangkan atau kenikmatan
2.
Identik
dengan yang diinginkan
3.
Merupakan
sasaran yang perhatian
Perbedaan nilai dengan
objek ideal akan jelas bila meilhat pendapatr Husari (dalam frondizi 2001, hlm
48) sebagai berikut:
1.
Objek
ideal itu bersifat ideal, sedangkan nilai itu tidak riil.
2.
Keindahan
adalah nilai, sedangkan ide tentang keindahan adalah objek ideal.
3.
Keindahan
ditangkap melalui emosi, ide tentang keindahan ditangkap melalui intelektual.
4.
Menurut
Lotze nilai itu tidak ada, objek ideal itu ada.
Objek ideal lain
merupakan dunia ide seperti konsep, esensi, antitas matematika, hubungan yang
semuanya dunia intelektual bukan dunia emosi.
6. MAKNA NILAI BAGI MANUSIA
Dalam hubungan ini,
pendidikan (ISBD) tidak mempersoalkan dari mana nilai tersebut, tetapi lebih
memperhatikan pentingnya nilai itu bagi manusia dalam kahidupan
bermasyarakat. Nilai itu harus jelas,
harus semakin diyakini oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan.
Yang penting dalam
upaya pendidikan, keyakinan individu pada nilai harus menyatu sampai hierarki
nilai tertinggi, sebab seperti yang diungkapan oleh Shaller sebagai berikut:
1.
Nilai
tertinggi menghasilkan kepuasan yang lebih mendalam
2.
Kepuasan
jangan dikacaukan dengan kenikmatan (meskipun kenikmatan yang merupakan hasil
kepuasan)
3.
Semakin
kurang kerelatifan nilai, semakin tinggi keberadaannya, nilai tertiggi dari
semua nilai.
B. PROBLEM
MANKA PEMBINAAN NILAI MORAL
1.
PENGARUH HIDUP KELUARGA
Keluarga sebagai bagian
dari masyarakat, terpengaruh oleh tuntutan kemajuan yang terjadi, namun masih
banyak orang yang meyakinoi bahwa nilai moral itu hidup dan dibangun dalam
lingkungan keluarga.
Persoalan yang terjadi
dalam keluarga adalah terjadinya migrasi atau perpindahan domisili. Hal ini
disebabkan tuntutan kerja atau memenuhi kebutuhan lain. Dampak yang muncul dari
kegiatan tersebut dapat menggoyangkan stabilitas kehidupan anak – anak.
2.
PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP PEMBINAAN
NILAI MORAL
Sebagai makhluk sosial
anak pasti punya teman, dan pergaulan dengan
teman akan menambah pembendaharaan informasi yang akhirnya akan
memengaruhi berbagai jenis kepercayaan yang dimilikinya. Pertemanan yang paling
berpengaruh timbul dari teman sebaya, karena diantara mereka relatif lebih
terbuka, dan intesitas pergaulannya relatif sering, baik disekolah/ kampus
maupun masyarakat. Kelompok sebaya tentu mempunyai aturan main sendiri, dan
anak cenderung akan menyesuaikan dengan aturan main tersebut dengan harapan
agar diterima oleh kelompoknya.
3.
PENGARUH FIGUR OTORITAS TERHADAP
PERKEMBANGAN NILAI MORAL
Orang dewasa, lebih
lagi anak – anak dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah menjawabnya, seolah –
olah kita telah mati rasa dengan
maraknya variasi nilai yang ditawarkan, setiap figur otoritas, masing – masing
menawarkan nilai yang berbeda, menambahkan binggungnya nilai bagi anak.
4.
PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP
PERKEMBANGAN NILAI MORAL
Jika nilai memang
mewakili cara pandang terhadap kehidupan atau memberi arahan kehidupan, serta membuat
perubahan dalam hidup, maka setiap orang tentu berharap pentingnya memerhatikan
perkembangan nilai anak – anak. Oleh
karena itu dalam media komunikasi mutakhir tentu akan mengembangkan suatu
pandang hidup yang terfokus sehingga memberikan stabilitas nilai pada anak.
Namun media – media tersebut justru menyuguhkan berbagai pandangan hidup yang
sangat variatif pada anak. Hasilnya sangat dramatis, bahkan banyak diantara
pandangan dan nilai kehidupan yang bervariasi, bahkan banyak diantara pandangan
dan nilai kehidupan tersebut dalam kehidupan keluarga akan mereka temuai.
5.
PENGARUH OTAK ATAU BERPIKIR TERHADAP
PERKEMBANGAN NILAI MORAL
Dalam kontaks
pendidikan, berpikir dimaknai sabagai proses yang berhubungan dengan
penyelidikan dan pembuatan keputusan, dimanapun keputusan diambil pertimbangkan
nilai pasti terlibat, dan dimanapun penyelidikan berlangsung akan selalu
melibatkan tujuan.
Berpikir adalah hasil
karya otak, namun otak tidak bekerja secara sederhana dalam pengertian stimulus
respon, dan tujuan penyimpangan juga
tidak menyimpan “fakta”. Secara sederhana sebagai berfariasi masa depan.
6.
PENGARUH INFORMASI TERHADAP PERKEMBANGAN
NILAI MORAL
Informasi ini
berpengaruh terhadap sistem keyakinan yang dimiliki oleh invidu, baik informasi
itu sendiri/ diterima secara keseluruhan, diterima sebagian atau ditolak
semuanya, namun bagaimanapun informasi itu ditolak akan manguatkan keyakinan
yang telah diterima individu tersebut, apabila informasi tersebut telah
diterima individu serta mengubah atau menguatkan keyakinannya, maka akan
terbentukklah sikap. “Sikap adalah serangkaiyan keyakinan yang menentukan
pilihan terhadap objek atau situasi tertntu.”
Informasi baru yang
dihasilkan (yang dapat mengubah keyakinan, sikap, dan nilai) sangat tergantung
pada faktor – faktor sebagai berikut:
a.
Bagaimana
informasi itu dipperkenalkan (proses input)
b.
Oleh
siapa informasi itu disampaikan (hal ini berhubungan dengan kredibilitas si
pembawa informasi)
c.
Dlam
kondisi yang bagaimana informasi itu disampaikan atau diterima.
d.
Sejauh
mana tingkat disonansi kognitif yang terjadi akibat informasi baru tersebut
(yaitu tingkat dan sifat konflik yang terjadi dengan keyakinan yang telah ada)
e.
Level
penerimaan individu yaitu motivasi individu untuk berubah
f.
Level
kesiapan individu untuk menerima informasi baru serta mengubah tingkah lakunya
(tahap kematangan individu serta kakyaan pengalaman)
C. MANUSIA
DAN HUKUM
Disepakati
manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu berinteraksi dan
selalu membutuhkan bantuan dengan sesama.
Hukum dalam
masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungki9n
menggambarkan hidupnya manusia tanpa atau diluar masyarakat- maka manusia-
mamsyarakat- Hukum merupakan pengertian yang dapat dipisahkan.
Hukum diciptakan
dengan tujuan yang berbeda – beda, ada yang mmenyatakan bahwa tujuan hukum
adalah keadilan, ada juga yang mengatakan kegunaan, yang menyatakan kepastian
hukum dan lain – lain.
Banyak kaidah
yang berkembang dan dipatuhi masyarakat, sperti kaidah agama, kaidah susila,
kaidah kesopanan, adat dan kebiasaan, dan moral
D. HUBUNGAN
HUKUM DAN MORAL
Antara hukum dan moral
terdapat hubungan yang erat sekali.
Apa artinya undang –
undang kalu tidak disertai moralitas? Dengan demikian hukum tidak akan berarti
tanpa dijiwai moralitas, hukum akan kosong tanpa moralitas.
Meskipun hubungan hukum
dan moral begitu erat, namun hukum dan moral tetap berbeda sebab dalam
kenyataannya “mungkin ada hukum yang bertantangan dengan moral atau ada undang
– undang yang imoral, yaitu yang berarti terdapat ketidak cocokan anatar
hukuman dan moral.”
Namun demikian
perbedaan hukum dan moral tetap jelas, seperti diungkapkan oleh K. Bartens yang
menyatakan bahwa selain itu ada empat perbedaan antara hukum dan moral:
Pertama: hukum
lebih dikondisikan daripada moralitas, artinya dibukukan dalam secara
sistematis dalam cara perundang – undangan.
Kedua: meski hukum dan moral mengatur tingkah laku
manusia, namun hukum membatasi diri pada tingkah laku lahirlah saja, sedangkan
moral menyangkut juga sikap batin seseorang.
Ketiga: sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda
dengan sanksi yang berkaitan dengan moralitas
Keempat: Hukum
didasarkan atas kehendak masyarakat dam akhirnya atas kehendak negara.
BAB VI
A.
MAKNA KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN
1.
MAKNA KERAGAMAN
Keragaman yang dimaksud disini adalah
suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan – perbedaan dalam
berbagai bidang, terutama suku dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat
kesopanan, serta situasi ekonomi.
2.
MAKNA KESEDERAJATAN
Kesederajatan berasal dari “Sederajat” yang menurut KBBI artinya sama
tingkatan (pangkat dan kedudukan). Dengan demikian kontaks kesederajatan ini
adalah suatun kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia
taat memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki.
B.
UNSUR – UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT
INDONESIA
1.
SUKU BANGSA DAN RAS
Suku bangsa yang menempati wilayah
indonesia dari sabang sampai merauke sangat beragam.
Adapun perbedaan ras muncul karena
adanya pengelompokan besar manusiayang memiliki ciri – ciri biologis lahirlah
yang sama, seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata dan ukuran kepala.
2.
AGAMA DAN KEYAKINAN
Agama mengandung arti ikatan yang harus
dipegang dan patuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan
yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap
dengan panca indra, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap
kehidupan manusia sehari – hari.
Masalah agaman tak akan mungkin dapat
dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam
masyarakat antara lain:
1.
Berfungsi
edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang.
2.
Berfungsi
penyelamat
3.
Berfungsi
sebagai pendamaian
4.
Berfungsi
sebagai social control
5.
Berfungsi
sebagai pemupuk rasa solidaritas
6.
Berfungsi
transformatif
7.
Berfungsi
kreatif
8.
Berfungsi
sublimatif
3. IDEOLOGI DAN POLITIK
Ideologi ialah suatu istilah umum bagi
sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus
karena merupakan kaitan antara tindakan dam kepercayaan yang fundamental.
Keragaman masyarakat indonesia dalam
ideologi dan politik dapat dilihat dari banyaknya pertaii politik sejak
berakhirmya orde lama. Meskipun pada dasarnya indonesia hanya mengakui suatu
ideologi, yaitu pancasila yang benar – benar mencerminkan kepribadian bangsa
indonesia.
4. TATA KRAMA
Tata krama yang dianggap dari bahasa jawa yang berarti “adat sopan santun,
basa – basi” pada dasarnya ialah segala tindakan, prilaku, adat istiadat, tegur
sapa, ucapan dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu
5. KESENJANGAN EKONOMI
Bagi sebagaian negara berkembang,
perekonomian akan menjadi salah satu perhatian yang terus ditingkah. Masyarakat
kita berada digolongan tingkat ekonomi menengah kebawah. H al ini tentu saja
menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang tak dapat dihindari lagi.
6. KESENJANGAN SOSIAL
Masyarakat indonesia merupakan
masyarakat yang manjemuk dengan bercama tingkat, pangkat dan strata sosial yang
hierirkis. Hal ini dapat terlihat dan dirasakan dengan jelas dengan adanya
penggolongan oleh orang berdasarkan kasta.
C. PENGARUH
KERAGAMAN TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAMA, BERMASYARAKAT, BERNEGARA, DAN KEHIDUPAN
GLOBAL
Hal ini disebabkan oleh
sifat dasar yang selalu dimiliki oleh masyarakat majemuk sebagaimana dijelaskan
oleh Van le Berghe, sebagai berikut:
1.
Terjadinya
segmentasi kedalam kelompok – kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan
yang berbeda.
2.
Memiliki
struktur sosial yang terbagi – bagi kedalam lembaga – lembaga yang bersifat
nonkomplamentar
3.
Kurang
mengembangkan konsensus diantara para anggota masyarakat tentang nilai – nilai
sosial yang bersifat dasar.
4.
Secara
relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang
lainnya.
5.
Secara
integratif integrasi sosial tumbuh diatas perkasaan dan saling ketergantungan
didalam bidang ekonomi.
6.
Adanya
dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain.
D. PROBLEMATIKA
DISKRIMINASI
Diskriminasi adalah
setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang atau sekelompok
orang yang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status dan
kelas sosial- ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, usia, orientasi
seksual, pandangan ideologi dan politik, serta batas negara, dan kebangsaan
seseorang.
Prolematika lain yang
timbul dan harus diwaspadai adalah adanya disingrasi bangsa. Dari kajian yang
dilakukan terhadap berbagai kasus disintagrasi bangsa dan bubarnya sebuah
negara, maka dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang secara gradual
bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu:
1.
Kegagalan
kepemimpinan
Integrasi bangsa adalah
landasan bagi tegaknya sebuah negara modern.
2.
Krisis
ekonomi yang berlangsung lama
Krisis disektor ini
selalu merupakan amat signifikan dalam mengawali lahirnya krisis yang lain
(politik pemerintahan, hukum dan sosial).
3.
Krisis
Politik
Krisis politik merupakan
perpecahan ditingkat nasional, sehingga menyulitkan lahirnya kebijakan utuh
dalam mengatasi krisis.
4.
Krisis
Sosial
Krisis sosial daimulai
dari adanya disharmonis dan bermuara pada meletusnya konflik kekerasan
dianatara kelompok – kelompok masyarakat (suku agama dan ras).
5.
Demoralisasi
Tentara dan Polisi
Demoralisasi Tentara
dan Polisi dalam bentuk pupusnya keyakinan mereka atas makna dan pelaksanaan
tugas dan tanggungjawabnya sebagai bhayangkara negara.
6.
Intervansi
Asing
Intervansi
Internasional yang bertujuan memecah belahkan, seraya mengambil keuntungan dari
perpecahan itu melalui dominasi pengaruhnya terhadap kebijakan politik dan
ekonomi negara – negara baru pasca – disintegrasi.
E. MANUSIA
BERADAP DALAM KERAGAMAN
Hubungan antara
kebudayaan dengan peradaban sangat erat. Peradaban adlah salah satu perwujudan
kebudayaan yang bernilai tinggi, indah dan harmonis yang mencerminkan tingkat
kebudayaan masyarakat yang bersangkutan misalnya, adab, sopan santunl, budi
pekerti, budi bahasa, seni dan sebagainya.
Realitas keragaman
budaya bangsa ini tentu membawa konsekuensi munculnya persoalan gesekan antar
budaya, yang memengaruhi dinamika kehidupan masyarakat, oleh sebab itu manusia
yang beradab harus bersifat terbuka dalam melihat semua perbedaan dalam keragaman
yang ada, menjunjung ringgi nilai – nilai kesopanan dan tidak menjadikan
keragaman.
Faktor – faktor
terjadinya perubahan sosial – budaya
Faktor – faktor
pendorong penyebabnya terjadinya perubahan sosail ada 2 macam, yaitu:
1.
Berasal
dari luar masyarakat, dan
2.
Berasal
dari dalam itu sendiri.
Faktor yang berasal
dari luar masyarakat
1.
Akultrasi.
Akultrasi atau cultural contactberarti
suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur – unsur kebudayaan asing
yang sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur – unsur kebudayaan.
2.
Penetrasi.
Ialah masuknya unsur – unsur kebudayaan bangsa yang didatangi penetrasi,
sehingga merusak kebudayaan bangsa yang di datangi penetrasi tersebut.
3.
Difusi.
Adalah penyebaran unsur – unsur kebudayaan dari suatu tempat ketempat yang
lain, seddikit demi sedikit, hal ini berlangsung berkaitan dengan terjadinya
perpindahan atau penyebaran manusia dari suatu tempat ketempat yang lain.
Perubahan yang terjadi
karena pengaruh dari dalam.
1.
Sistem
pendidikan yang maju
a.
Inovasi
adalah pembaharuan unsur teknologi dan ekonomi dari kebudayaan.
b.
Discoveryadalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik
berupa alat walaupun ide baru yang diciptakan oleh seseotang atau sekelompok
orang dalam suatu kelompok masyarakat.
c.
Namun
ada pula pendapat lain,enyatakan bahwa discovery
adalah pendapat atau perolehan hal – hal baru dilakukan melalui usaha yang
sungguh – sungguh walaupun melalui trial dan arror.
d.
Inovantion adalah pendapat atau perolehan hal – hal baru yang
dilakukan melalui usaha yang sungguh – sungguh walaupun melalui trias and
arror.
e.
Enkulturasi
ataupun pembudayaan ialah suatu proses menusia mempelajari dan menyesuaikan
alam pikiran serta sikapnya dengan sistem norma (meliputi norma susila, adat,
hukum, dan agama) yang hidup dalam masyarakat.
2.
Menghargai
hasil karya orang lain.
3.
Adanya
keterbukaan dalam masyarakat.
4.
Adanya
toleransi terhadap perbuatan – perbuatan yang menyimpang.
5.
Penduduk
yang heterogen.
BAB VII
MANUSIA,
SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI
A.
PENGERTIAN SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI
1.
SAINS
Sains berkaitan dengan
cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis, bukan hanya kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta – fakta, konsep – konsep, dan prinsip – prinsip
saja tetap juga merupakan suatu proses penemuan .
2.
KONSEP TEKNOLOGI
Dalam kepustakaan
teknologi terdapat aneka ragam pendapat yang menyatakan bahwa teknologi adalah
transformasi (perubahan bentuk) dari alam. Teknologi adalah realitas /
kenyataan yang diperoleh dari dunia ide, teknologi dalam makna subjektif adalah
keseluruhan peralatan dan prosedur yang disempurnakan, sampai pernyataan bahwa
teknologi adalah segala hal, dan segala hal adalah teknologi.
3.
JANAT WOLL MENYATAKAN BAHWA SENI ADALAH
PRODUK SOSIAL.
Dalam kamus bahasa
indonesia, seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi
kehalusannya, keindahannya dan sebagainya). Seperti tari, lukis dan ukir.
B. MAKNA
SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI BAGI MANUSIA
1.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Adanya perkembangan
ilmu pengetahuan alam dan teknologi menimbulkan cabang ilmu pengetahuan baru
natara lain: teknik modern, teknologi hutan, teknologi gedung (metalorgi),
teknologi tranportasi, dan lain – lain.
Kemudahan itu
didapatkan anatara lain dengan penerapan perkembangan ilmu pengetahuan alam,
teknologi, antara lain:
a.
Dengan
teknik modern, dari teknik mengendalikan aliran air sungai, petani mendapatkan
kemudahan dalam memperoleh air.
b.
Dengan
teknik modern dapat dibuay bermacam – macam media pendidikan, seperti OHP,
Silde, Filim Strip dan TV. Yang dapat mempermudahkan para pendidik dalam
melaksanakan tugasnya.
2.
IPTEK DAN NILAI
Dalam mengahadapi IPTEK
masyarakat indonesia harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan
memanfaatkannya. Dalam menghadapi era teknologi modern dan industrialisasi,
maka dituntut adanya keahlian untuk menggunakan, mengelola, dan senantiasa
menyesuaikan dengan teknologi – teknologi dan ilmu pengetahuan yang baru.
3.
MANUSIA SEBAGAI SUBJEK DAN OBJEK IPTEK
Dengan ilmu dan
teknologi tumbuh berbagai industri yang hasilnya dapat dimanfaatkan dalam
berbagai bidang, antara lain:
a.
Dalam
bidang pertanian, peternakan dan perikanan.
1)
Mampu
menciptakan alat pertanian yang maju seperti traktor, alat pemotong dan alat
penanam. Alat pengolahaan hasil pertanian, dan alat penyemprot hama.
2)
Produksi
pupuk dapat membanrtu menyuburkan tanah, demikian juga dengan poduksi peptisida
dapat memungkinkan pemberantas hamalebih berhasil, sehingga produksi pangan
dapat ditingkatkan.
b.
Dalam
bidang kedokteran dan kebidanan
Dengan hasilnya manusia
menciptakan alat – alat operasi mutakhir, bermacam – macam obat, penggunaan
benda radioaktif untuk pengobatan dan mendianogsis sebagai penyakit, sehingga
berbagai penyakit dapat dengan segera disembuhkan.
c.
Dalam
bidang Telekomunikasi
Manusia telah membuat
televisi ,radio dan telepon yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan
cepat dalam waktu yang singkat manusia dapat mengunakan informasi dari daerah
yag sangat jauh sehingga pengguna waktu sangat opesien.
4.
Dalam
bidang pertahanan
Manusia telah mampu
mendapatkan alat atau persenjataan yang sanggat anggin,sehingga dapat
mempertahankan keamanan wilayahnya dengan baik ,sayangannya senjata
itudigunakan sama mana.
D.DAMPAK PENYALAH GUNAAN IPTEK BAGI
KEHIDUPAN
Permasalahan yang timbul akibat dari adanya kemajuan teknologi adalah
adanya dampak negatif yang disebabkan oleh kemajuan teknologi tersebut
diantaranya:
1.
Nukli
Bilahal ini terjadi
pada gan maka gan akan menyebabkanterjadinya mustasi gen yang bersifat kanker.
2.
Adanya
bahan polusi atau poluton dapat merusak lingkungan timbulnya pencemaran tentu
erat kaitanya disebabkan oleh berbagai aktifitas manusia antara lain:
a.
Kegiatan-kegiatan
industri dalambentukilmiah
b.
Kegiatan
pertambangan
c.
Kegiatan
tranfortasi
d.
Kegiatan
pertanian
Pencemaran lingkungan
dapat berupa:
1.
Pencemaran
air tanah
2.
Pencemaran
udara
3.
Pencemara
suara
4.
Pencemaran
benda-benda
a.
Pencemaran
air tanah
§
sZat
kimia seperti limbah industri
§
Sampah
plstik tidak dapat hncur,sehingga menurunkan poros tahun
§
Zat-zat
limbah industri
§
Terjadinya
pembusknya yang berlebihan diperairan akan menyebabkan terjadinya penimbunan
senyawa.
BAB VIII
MANUSIA DAN
LINGKUNGAN
A. PENGERTIAN
MANUSIA DAN LINGKUNGAN
1.
PENGERTIAN MANUSIA
Manusia adalah makhluk hidup
ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan
alam, mengalami kelahiran, penumbuhan, perkembangan , dan mati, dan seterusnya.
Serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah
hbungan timbal balik baik untuk posotif maupun negatif.
2.
PENGERTIAN LINGKUNGAN
Lingkungan adalah suatu media
dimana makhluk hidup tinggal, memcari penghidupannya, dan memiliki karakter
serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menepatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang
lebih kompleks dan riil.
B. KORELASI
AANTARA MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
1.
PENGERTIAN EKOLOGI
Dalam ekologi banyak terlibat
ekonomi , sebaliknya , dalam ekonomi banyak dibicarakan mencari ekologi,
meskipun sering kali nama ekologi tidak disebut.
Kita mengenal beberapa definisi
untuk ekologi, misalnya:
a.
Ekologi ialah cabang biologi yang
mempelajari hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya
b.
Ekologi ialah studi ilmiah tenang
interaksi yang menentukan penyebaran dan kepadatan makhluk hidup.
c.
Ekologi adalah biologi lingkungan.
2.
LINGKUNGAN HIDUP MANUSIA
3.
Manusia hidup tumbuh, dan berkembang
dalam lingkungan alam dan sosial budayanya
Selain itu didalam lingkungan
terdapat faktor-faktor sebagai berikut :
a.
Faktor mkanan yaitu siklus makanan
antarra produsen, konsumen dan pengurai baik didarat, laut maupun udara.
b.
Habbibat dimana makhluk hidup memiliki .
c.
Populasi, enurut batasan dalam
ekologi populasi adalah jumlah seluruh
individu dari jenis spesasis yang sama pada suatu tempat atau daerah tertentu
dalam sewaktu-waktu tertentu
d.
komunitas, semua populasi dari semua
jenis makhuk hidup yang sling berinteraksi disuau daerah disebut komunitas.
e.
Biofer, komunitas bersama-sama dengan
faktor-faktor abiotik ditempatnya membentuk ekosistem.
C. PENGERUH
MANUSIA PADA ALAM LINGKUNGAN HIDUPNYA
Jika menelusuri kembali sejarah
peradaban manusia dibumi ini, maka kita akan melihat adanya usaha dari manusia
untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi
kelangsuangan hidup jenisnya.
Lambat laun dengan bertambahnya
jumlah populasi mereka, cara hidup semacam itu tidak dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Kemudian mereke memulai cara
bercocok tanam yang masih sangat sederhana , yaitu dengan membuka hutan untuk
dibuat ladang yang ditanami dengan umbi-umbi dan tanaman lain yang telah
dikenalnya sebagai makanan.
Perubahan alam lingkungan manusia
akan berpengaruh baik secara positif ataupun secara negatif , berpengaruh bagi
manusia karena manusia mendapatkan keuntungannya dari perubahan tersebut dan
berpengaruh tidak baik karenan dapat mebgurangi kemampuan alam lingkungan
hidupnya untuk menyokong kehidupannya.
D. SUMBER
ALAM
Sumber alam dapat digolongkan
kedalam dua bagian, sebagai berikut :
1.
Sumber alam yang dapat dipengeruhi
(nonraneweble rasourcas)atau disebut pula dengan sumber-sumber alam biotik,
yang tergolong kedalam sumber alam inilah semua makhluk hidup hutan,
hewan-hewan dan tumbuhan.
2.
Sumber alam yang tidak dapat
diperbaharui (nonranewable resourches)
Atau disebut juga sebagai
golongan sumber alam abiotik, yamg tergolong kedalam sumber alam abiotik adalah
tanah, air, bahan-bahan taambang lainnya.
Sumber alam biotik mempunyai
kemampuan memperbanyak diri atau bertambah. Misalnya tumbuhan dapat berkembang
biak dengan biji atau spora, dan hewan-hewan yang menghasilkan keturunannya
dengan telur atau melahirkann.
Sumber alam biotik dapat terus
digunakan atau dimanfaatkan oleh manusia menggunakan secara
bijaksana.bijaksanan pengguanaan berarti memperhatikan siklus hidup
Sumber alam tersebut dan
diusahakan jangan sampai sumber alam itu musnah.
1.
PENGGUNAAN SUMBER ALAM
Berbagi alam ,
cara yang telah dilakukan manusia dalam menggunakan sumber-sumber alam berupa:
Tanah , Air, fauna,bahan-bahan galian,dan sebagainya.
a.
Pertanian dan tanah
Tanah merupakan
(top soil) mengandung kadar unsur-unsur bahan makanan yang begitu tinggi dan
siap digunakan oleh tanaman dengan adanya kemajuan dalam bidang pertanian,
penggunaan tanah untuk pertanian dapat digunakan secara efisien untuk
meningkatkan hasil pertanian.
b.
Hutan
Dapat ditinjau dari
segi peranan hutan, maka hutan dapat digolongkan kedalam dua golongan yakni: 1.
Hutan pelindung yaitu hutan yang sengaja untuk melindung tanah dari erosi,
ehilangan humus dan air tanah . 2) . hutan penghasil atu hutan atau hutan
produksi, yaitu hutan yang disengaja ditanami jenis-jenis kayu yang dapat
dipungut hasilnya , misalnya hutan pinus,damar, dan sebagainya.
c.
Air
Air sebagai
salah satu sumber aam yang terdapat dimana-mana dibumi, disungai, di danau,
dibawah tanah dan udara sebagai uapan air kesemuanya meliputi 4/5 bagian
permukaan bumi.
d.
Bahan tambang
Begitu banyak
bahan tambang dan mineral lainyang dapat digunakan digali dan ditemui serta
dimanfaatkan seara seimbang dalam
kehidupan manusia.
Oleh karena itu
kita harus menemuka cara untuk menggunakannya setempat dan sehemat mungkin
mengingat bahan tambang adalah sumber alm yang tidak dapat diperbaharui.
E. PERMASALAHAN
–PERMASALAHAN YANG TIMBUL
1.
MASALAH EROSI DAN BANJIR
Erosi merupakan
gejala alamiah dan sering kali disebut pula sebagai erosi geologi, pristiwa
erosi terjdi perlahan-lahan terutama terjadi
dengan bentuan media air disungai mengikis dasar dan tepi sungai
2.
PENCEMARAN LINGKUNGAN
a.
Pencemaran tanah
Sampah-sampah
industri pertanian yang menggunakan pupuk butan telah menyebarkan pencemaran
tanah.
b.
Pencemaran air
Bahan-bahan
pencemaran dapat tercampur dengan air dalam banyak cara secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi,
Ridwan dkk.2013. Ilmu sosial Budaya Dasar, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar